2 Januari 2022 Membangun sistem CBT sendiri plus panduan lengkap

Membangun sistem CBT sendiri plus panduan lengkap

Pandemi membuatn dunia pendidikan menyiapkan perangkat yang memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar. PJJ atau School From Home membuat guru membutuhkan perangkat belajar untuk ujian secara online. Kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan adanya sistem E-Learning (pembelajaran secara daring/elektronik).

Perangkat di E-Learning yang umumn digunakan untuk kebutuhan tes, ujian soal dapat direalisasikan dengan adanya server CBT. Di tulisan ini akan dibahan apa itu server CBT dan bagaimana cara membangun server CBT.

Apa itu CBT?

Sebenarnya sebelum dari dijalankannya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), pelaksanaan tes atau ujian adalah transformasi dari PBT (Paper-Based Test) menjadi CBT. Computer-Based Test (CBT) adalah tes yang berlangsung secara daring (dalam luring) atau virtual dan sudah terkomputasi secara otomatis sehingga peserta mendapat soal dengan paket yang berbeda-beda.

Gampang dipakai dan juga lebih menghemat kertas atau paperless.Tujuannya mengurangi penggunaan kertas dan alat tulis yang nantinya juga berpengaruh pada keramahan lingkungan.

Saat ini, kami beri informasi untuk sekolah, agar mudah memutuskan untuk menggunakan server CBT. Apalagi alasannya utamanya kalau bukan budget, biaya yang relatif menguras kantong dan repotnya pemeliharaan mesin server seringkali menjadi kendala utama.

Server CBT menjadi investasi, ya untuk efisiensi waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk mengoreksi jawaban pun bisa lebih efisien, karena hasil jawaban yang dikirim server CBT dapat dicek secara otomatis dari mesin server.

Untuk para pengelola institusi, Kemendikbud telah menyajikan informasi terkait aturan komputer yang dapat menjalankan server CBT versi traditional dedicated server atau lokal berbasis LAN, yakni sebagai berikut:

  • Harus menggunakan komputer desktop, bukan laptop atau notebook.
  • CPU minimal 4 CORE dengan 1,6 Ghz.
  • RAM berkapasitas minimal 8 GB, DDR 3.
  • Kapasitas penyimpanan setidaknya 250 GB.
  • OS Windows Server/10/8/7 atau Linux Ubuntu 14.04 (64 bit).
  • Menggunakan software VM Virtual Box, browser (Mozilla, Chrome, dll), dan eXamBrowser Admin.
  • LAN Card (NIC) sebanyak 2 unit.
  • UPS dengan daya tahan hingga 15 menit (optional).
  • Server cadangan (optional).

Untuk tipe traditional dedicated server, diperlukan beberapa server untuk menampung banyaknya murid yang melakukan login di waktu yang bersamaan sehingga risiko terjadinya down time pun semakin tinggi. Dari kendala tersebut, saat ini Virtual Private Server (VPS) jauh lebih fleksibel dan scale-up juga bisa diminimalisasi dengan memindahkan request login ke server lain secara otomatis.

Selanjutnya saat sekolah menggunakan server tipe traditional dedicated server, disyaratkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta didik yang ingin ikut serta dalam kegiatan e-learning, yakni sebagai berikut:

  • Memiliki PC/laptop dengan monitor minimal 11 inch dan RAM minimal 512 MB.
  • Processor minimal single core.
  • Menggunakan OS Windows XP/7/8, Linux, macOS, atau Chrome OS.
  • Web browser-nya Exambro versi terbaru (untuk CBT).
  • Hardisk minimal tersedia 10 GB (free space).
  • Memiliki LAN Card.
  • Headset/headphone (untuk menjalani tes listening).

Jenis-jenis Learning Management System (LMS)

Ada beberapa management system yang bisa dipilih pihak instansi sekolah atau yayasan untuk menjalankan program e-learning yang disebut dengan Learning Management System (LMS). Berikut ini adalah beberapa LMS yang direkomendasikan karena sering digunakan oleh instansi pendidikan di Indonesia.

  • Moodle

LMS yang satu ini adalah yang paling direkomendasikan, karena keamanan data yang ditawarkan serta fitur otomatis backup jika mengalami masalah. Kelebihan Moodle lainnya adalah kemudahan penggunaan dan fleksibilitasnya karena dapat digunakan di OS Windows, Linux, Cloud, Android, bahkan iOS. LMS cocok digunakan oleh lembaga akademi, organisasi non profit, serta perusahaan.

  • Canvas

Mempunyai kualitas bersaing, Canvas seringkali dibandingkan dengan Moodle. Meski begitu, Canvas mampu mengintegrasikan konten pembelajaran seperti materi, tugas, atau soal kepada pengguna lain dengan lebih mudah. Selain itu, LMS yang satu ini juga dapat menerima hingga 3000 login peserta didik sekaligus.

  • Candy CBT

Aplikasi website untuk melaksanakan ujian berbasis online yang satu ini cocok digunakan untuk melangsungkan ujian bagi siswa SMP dan SMA/SMK sederajat. Uniknya, tampilan Candy CBT dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan untuk melaksanakan ujian online.

  • Edubox

Software CBT besutan anak negeri ini juga bisa diandalkan untuk melakukan penilaian terhadap ulangan harian, PTS, PAS, ujian sekolah hingga try out. Selain itu, Edubox juga bisa kamu gunakan untuk menyiapkan hasil rekapan nilai peserta ujian.

  • Quizroom

Sejak tahun 2014, Quizroom memang telah diciptakan untuk mempermudah kegiatan ujian online di instansi pendidikan, baik formal maupun informal. Aplikasi website yang ditulis dalam bahasa pemrograman PHP MySQL ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan ujian baik secara online maupun offline.

  • WordPress

WordPress terkenal dengan sistem open source yang dimilikinya. Artinya, CMS WordPress dapat dimodifikasi menjadi apa pun (termasuk LMS) dan hasil modifikasinya juga bisa digunakan oleh siapa pun. Oleh karena itu, tak heran jika kamu menemukan lebih dari satu LMS berbasis WordPress, seperti LearnPress atau WP Courseware.

  • BeeSmart

BeeSmart seringkali digunakan untuk ujian CBT, terutama ujian dengan sejumlah besar peserta. Beberapa keunggulan BeeSmart sebagai CBT adalah paket soal yang tidak terbatas, koreksi otomatis, dan tentunya keramahan lingkungan karena tidak menggunakan kertas sama sekali.

Untuk itu, kami siap membantu untuk membangun server CBT berbasis cloud. Bila ada yang perlu dikonsultasikan kami siap membantu.

 

Membangun Server CBT untuk e-Learning menggunakan VPS

Pilihan tepat yakni membangun Virtual Private Server (VPS) adalah server berbasis cloud yang memungkinkan pengguna mengakses root server tanpa perlu menampung mesin server sehingga biayanya lebih terjangkau. Beberapa keuntungan lain yang dapat kamu peroleh dari VPS adalah kendali penuh atas server dan kemudahan mengelola server karena kamu akan dibantu oleh tenaga ahli dari penyedia layanan server.

Selain itu VPS juga dapat menjamin keamanan dan kestabilan koneksi karena kamu mempunyai akses langsung ke root server.

Berikut ini adalah langkah membangun server CBT untuk e-learning menggunakan VPS Indonesia:

1. Tentukan jumlah peserta

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk membangun server CBT adalah menentukan seberapa banyak peserta didik yang akan mengikuti kegiatan e-learning melalui server CBT. Sebaiknya, perhitungkan berapa banyak peserta didik yang akan mengakses server CBT saat ujian berlangsung, mengingat sebuah ujian berlangsung dalam waktu terbatas, server CBT juga harus kuat menampung seluruh jumlah siswa di waktu yang hampir bersamaan.

2. Tentukan spesifikasi server CBT yang diperlukan

VPS yang bisa digunakan sebagai server CBT terbagi menjadi beberapa jenis, tergantung kapasitas memori, jumlah processor pada CPU, sistem operasi (OS) hingga jumlah alamat IP.

3. Instal aplikasi/software untuk server CBT

Usai melakukan konsultasi hingga membeli layanan VPS untuk server CBT sesuai kebutuhan, sekarang kamu dapat melakukan instalasi aplikasi/software untuk membuat kelas e-learning.

Masih ada beberapa faktor lain yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memilih server CBT. Jika menggunakan dedicated server, kamu harus dapat menyiapkan ruangan khusus untuk menyimpan mesin server dan siap mengeluarkan biaya untuk perawatan mesin sekaligus membayar tenaga ahli untuk mengurusnya. Namun, jika menggunakan VPS, kamu tak perlu mengkhawatirkan penempatan mesin server, karena semua mesin server CBT yang menggunakan VPS berada di datacenter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *